Cerita tentang Pasukan Gajah
Oleh Ahmad Mawardi
diringkas dari Buku" Sirah Nabawiyah" karangan Ibnu Ishaq penerbit Akbar
dan dari buku "Muhammad the Great Story" karangan Dr. Ahmad Hatta dkk.terbitan Maghfirah
diperkaya dengan isi ceramah Anis Matta, Lc.
Poin penting :
1.Allah SWT mengabadikan cerita ini dalam surah Al Fiil
2.Surat Al Fiil merupakan surah Makiyyah
3.Tahun Gajah disebut tahun kelahiran Rasulullah SAW
4. Allah SWT langsung yang menjaga Ka'bah
Pada tulisan kali ini saya akan menjelaskan mengenai urutan peristiwa bagaimana awal mula penyebab terjadinya penyerangan Ka'bah oleh Abrahah dengan menggunakan pasukan gajah yang kemudian di tengah jalan dihancurkan oleh Allah SWT.
1. Masa sebelum penyerbuan Pasukan Gajah
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Oleh Ahmad Mawardi
diringkas dari Buku" Sirah Nabawiyah" karangan Ibnu Ishaq penerbit Akbar
dan dari buku "Muhammad the Great Story" karangan Dr. Ahmad Hatta dkk.terbitan Maghfirah
diperkaya dengan isi ceramah Anis Matta, Lc.
Poin penting :
1.Allah SWT mengabadikan cerita ini dalam surah Al Fiil
3.Tahun Gajah disebut tahun kelahiran Rasulullah SAW
4. Allah SWT langsung yang menjaga Ka'bah
Pada tulisan kali ini saya akan menjelaskan mengenai urutan peristiwa bagaimana awal mula penyebab terjadinya penyerangan Ka'bah oleh Abrahah dengan menggunakan pasukan gajah yang kemudian di tengah jalan dihancurkan oleh Allah SWT.
Sebelum menjelaskan urutan peristiwa penyerangan pasukan Gajah, agar lebih memudahkkan pemahaman, maka saya akan membagi peristiwa menjadi 2 bagian yaitu Masa sebelum penyerbuan pasukan Gajah, dan Masa Pada Saat Penyerangan oleh Pasukan Gajah.
1. Masa sebelum penyerbuan Pasukan Gajah
Cerita
ini bermula di Kota Yaman yang menjadi salah satu wilayah sub Ordinat dari
Imperium Persia. Seperti yang kita ketahui bahwa dunia pada saat itu di
dominasi oleh dua imperium yaitu Romawi dan Persia. Yaman merupakan nenek
moyang dari orang-orang arab, dimana telah diceritakan dalam sejarah bahwa
ketika terjadi banjir besar yang menenggelamkan Yaman pada kasus negeri Saba'
maka beberapa warganya berhijrah/pindah ke yastrib (madinah) sehingga lahirlah
suku Aus dan Khajraz yang sangat terkenal pada masa Rasulullah nantinya.
Yaman merupakan wilayah yang mempunyai struktur politik yang tidak kuat pada
saat itu, sehingga menjadi rebutan orang asing untuk menguasai dan
menginvasinya. Pada saat itu Yaman dikuasai oleh Dzu Nuwas yang memang jabatan
tersebut diperolehnya dari hasil kudeta politik. Dzu Nuwas ini merupakan
pemimpin yang zuhud dan cinta agama namun diktator sehingga dalam kepemimpinannya selalu "membabat" habis
lawan politiknya. Kecintaannya pada agama membuat Dzu Nuwas sering melakukan
dialog dengan para pemuka agama. Sampailah dia pergi ke Yastrib bertemu dengan pemuka agama Yahudi, sampai akhirnya dia kagum dengan Yahudi dan
memeluk agama Yahudi.
Setelah kepulangan dari Yastrib, dengan kediktatoran Dzu Nuwas maka
masyarakatnya dipaksa untuk memeluk agama Yahudi yang memang pada saat itu
masyarakat arab adalah penyembah berhala. Apabila tidak berpindah agama maka
akan diperangi. Di Yaman terdapat salah satu suku atau Kabilah dengan nama Najran. Kabilah ini para penduduknya masih tetap berpegang teguh terhadap ajaran
Nasrani sesuai dengan ajaran Isa bin Maryam yang ada di dalam injil. Penyebab
masuknya ajaran Nasrani ke Najran yaitu adanya sisa seorang penganut ajaran Isa
yang bernama Faymiyun yang berada di tengah tengah kabilah Najran dan berhasil
menjadikan pemeluknya pindah agama dari Paganisme menjadi Nasrani.
Maka berangkatlah Dzu Nuwas ke Najran dengan pasukannya dan mengajak untuk
memeluk Yahudi. Pilihannya ada dua yaitu pindah agama atau dibunuh. Merekapun
lebih memilih untuk dibunuh, dan oleh pasukan Dzu Nuwas ini penduduk Najran yang tetap teguh pendiriannya dimasukkan
kedalam parit untuk dibakar hiduphidup dan ada juga yang dicincang. Jumlah korban
pada saat itu yang mati terbunuh mencapai sekitar 20.000 orang. Mengenai
perlakuan ini, Allah menurunkan firmannya pada surah Al Buruuj ayat 4-8.
Dalam peristiwa pembunuhan massal tersebut, ada salah seorang yang bernama Daus
Dzu Tsa'laban yang berhasil melarikan diri hingga akhirnya menemui Kaisar
Romawi yang pada saat itu dipimpin oleh Heraklius, dia meminta bantuan
Heraklius untuk mengalahkan Dzu Nuwas dan pasukannya. Namun karena jarak antara
Romawi dan Najran sangat jauh maka Heraklius menuliskan surat yang ditujukan ke Raja
Habasyah (Ethiopia).Dipilihnya Habasyah dikarenakan lokasinya lebih dekat untuk ke Najran. Pada saat itu
Habasyah dipimpin oleh Raja Najasyi seorang Nasrani dengan tujuan untuk membalaskan dendam
kaumnya kepada Dzu Nuwas. Raja Najasyipun mengirimkan 70.000 pasukannya dibawah
komando Aryath. Pasukan Aryath menyerang Yaman dan berhasil memenangkan
peperangan dengan pasukan Dzu Nuwas. Dzu Nuwas berhasil dibunih dan Yaman dipimpin oleh
Aryath selama beberapa tahun. Pada suatu ketika Abrahah yang merupakan salah seorang pasukannya
melakukan kudeta, menghimpun kekuatan dengan memimpin pasukan untuk berperang
dengan Aryath. Dalam peristiwa duel satu lawan satu, Aryath
berhasil dibunuh oleh Abrahah dan Abrahah naik tahta menjadi penguasa
wilayah Yaman.
Kesimpulan Pertama : Abrahah mulai memimpin Yaman setelah melakukan kudeta terhadap Aryath yang sebelumnya memimpin pasukan untuk mengalahkan Dzu Nuwas. Berikut adalah ringkasan perjalanan dimulai dari perebutan kekuasaan Yaman dari Dzu Nuwas sampai pada Abrahah. Raja yang congkak nan sombong yang ingin merobohkan Ka'bah.
Ringkasan kejadian sebelum masa penyerangan oleh Abrahah |
2.
Masa Pnyerangan Oleh Pasukan Gajah
a.
Pembangunan Gereja
Pada masa kepemimpinannya, Abrahah membangun Gereja yang sangat besar dan
tinggi di kota Shan'a berlapiskan emas yang tidak ada tandingannya di zaman
itu. Tujuan pembangunan gereja itu adalah untuk menghapus sisa-sisa memori
penduduk Yaman atas Yahudi yang sebelumnya dibawa oleh Dzu Nuwas sekaligus
menarik minat penduduk Yaman dan penduduk Arab lainnya agar merubah kiblat Haji
mereka di Makkah. Seperti kita ketahui bahwa di Makkah, setiap tahunnya
sangat ramai oleh penduduk Arab dari berbagai macam daerah untuk melakukan Haji,
turun temurun sejak masa kenabian Ibrahim dan Ismail, hal tersebut menjadikan
Makkah menjadi ramai dan maju dikarenakan selain beribadah, penduduk Arab
melakukan pedagangan dan aktivitas sosial lainnya. Begitu mendengar bahwa
Abrahah telah membangun bangunan megah untuk mengalihkan perhatian penduduk
arab, namun obyek tersebut tidak berpengaruh bagi mereka, orang orang Yaman dan
Arab lainnya tetap berhaji ke Makkah, mereka beranggapan bahwa Ka’bah merupakan
tempat suci dari nenek moyang mereka.
Sebelumnya
terdapat peristiwa yang menambah kemurkaan Abrahah tatkala ada salah seorang
warga Bani Faqim yang membuang hajatnya di dalam geereja tersebut. Abrahah pun
membuat kesimpulan bahwa yang menjadi akar persoalan itu yaitu Ka’bah,dan harus
dihancurkan sehingga akhirnya Abrahah menyiapkan pasukan yang berjumlah 6000
dan menggunakan 12 Gajah sebagai kendaraannya, itu yang kita kenal dengan
pasukan Gajah. Salah satu gajah yang dikendarai langsung oleh Abrahah yang
paling besar bernama Mahmud. Gajah dikenal pada saat itu memiliki kemampuan
penghancur yang tinggi, tak ada yang mampu lolos dari terjangan gajah.
b. Perjalanan menuju Makkah
Dimulailah
perjalanan dari kota Shan’a menuju Makkah, kabilah kabilah arab yanng mendengar
adanya berita penyerangan tersebut melakukan perhadangan di tengah tengah
perjalanan. Perlawanan yang pertama dilakukan oleh Dzu Nafar yang memanggil
kaumnya untuk melakukan peperangan dengan pasukan Abrahah, namun Dzu Nafar dan
bala tentaranya kalah dalam peperangan itu, jumlah pasukannya yang sedikit
sehingga pasukannya tidaak berdaya dan membuat Dzu Nafar menjadi tawanan
perang.
Kemudian
Abrahah melanjutkan perjalanannya sesuai
dengan tujuan semula. Tatkala dia sampai
di kawasan Khats’am, dia dihadang oleh Nufail beserta pengikut pengikutnya. Dia
kemudian memeranginya namun kalah sehingga Nufail dijadikan tawanan dan menjadi
penunjuk jalan menuju Makkah. Setibanya di Thaif, Abrahah mengira kalau di
Thaif merupakan Makkah dikarenakan terdapat patung Al Latta dan hendak
dihancurkan, maka Abu Righal selaku pemimpin Thaif menjelaskan bahwa disini
bukan Makkah dan mengumumkan dirinya untuk menjadi sekutu bagi Abrahah yang
akan menunjukkan jalan tercepat menuju Makkah. Tatkala Abrahah dan pasukannya tiba
di perjalanan dari Thaif menuju Makkah yaitu di Al Mughammis, Al Aswad (anak
buah Abrahah) dengan pasukan berkudanya merampas harta dan ternak orang orang Quraisy,
suku Kinanah dan suku Huzail termasuk 200 ekor unta milik Abdul Muthalib (kakek
Rasulullah). Kemudian Abrahah mengutus anak buahnya Hunathah ke Makkah untuk bertemu pemimpin negeri Makkah
seraya bertitah bahwa : tujuan kedatangan
Abrahah dan pasukannya ke Makkah bukan untuk memerangi orang orang Makkah
tetapi hanya ingin menghancurkan Ka’bah. Abdul Muthalib yang memegang pucuk pimpinan
kota Makkah saat itu meminta kepada Hunathah agar bertemu langsung dengan
Abrahah, Abdul Muthalib hendak meminta kembali 200 ekor unta yang telah
dirampas oleh anak buahnya. Mereka pun bersama kembali ke Al Mughammis untuk
bertemu Abrahah.
Setibanya
di markas Abrahah, diberitahu tujuan
kedatangan Abdul Muthallib maka terjadilah dialog antara keduanya
Abrahah
: Saat aku melihatmu aku demikian kagum
padamu. Namun semua itu memudar karena engkau mengatakan apa keperluanmu
kepadaku. Apakh engkau lebih mementingkan 200 ekor unta yang aku rampas
sementara engkau membiarkan Rumah (Baitul Haram) itu yang merupakan simbol
agamamu dan agama nenek moyangmu dimana aku kini datang untuk menghancurkannya?
Abdul
Muthalib : Sesungguhnya aku adalah
penguasa unta-unta itu sedangkan Rumah ini ada Tuhannya yang akan memberi
perlindungan.
Abrahah
: Tidak mungkin Dia memberikan perlindungan dari seranganku!
Abdul
Muthalib : Terserah Engkau
Tatkala
Abdul Muthalib meninggalkan Abrahah, dia menyerukan kepada penduduk Makkah
untuk keluar dari kota dan segera berlindung dan bersembunyi ke puncak gunung
karena khawatir dengan gangguan pasukan Abrahah.
c. Kehancuran Pasukan Gajah
Pagi
menjelang, Abrahah siap memasuki Makkah dan mempersiapkan gajahnya serta
memobilisasi pasukannya, Abrahah sudah bertekad bulat untuk menghancurkan
Baitullah maka mereka mengarahkan gajah
itu ke Makkah, datanglah Nufail berdiri
disamping Gajah kemudian dia memegang kupingnya seraya berkata : Menderumlah
wahai Mahmud pulanglah dengan damai ke tempat dimana engkau berasal. Kemudian dia melepas kupiing Gajah lalu
keluar dan segera ke mendaki gunung. Pasukan Abrahahpun memukul Gajah itu agar berdiri, mereka memukul kepalanya dengan batangan besi. namun tetap saja Mahmud tidak
berdiri. Maka mereka mengarahkan gajah
tersebut ke arah Yaman lalu Gajah itu
bangun dan berlari kemudian diarahkan ke Syam, gajah tersebut mau untuk berlari
begitupula ke arah timur. Lalu mereka hadapkan ke Makkah, kembali dia
menderum. Maka Allah kirimkan pada
mereka sekelompok burung (Ababil) seperti burung walet dan burung Jalak, setiap
burung tersebut membawa batu kerikil sebesar kacang dan Adas. Dan setiap yang
terkena batu itu akan tewas seketika. Namun tidak semua terkena oleh batu
tersebut.
Maka
merekapun melarikan diri mundur berpencar, mereka bergelimpangan di jalan jalan,
mereka mati di setiap tempat lubang berair, sementara Abrahah terkena lemparan
batu di tubuhnya namun tidak segera mati. Dia ditandu anak buahnya pergi
bersama sama mereka namun setiap kali mereka bergerak, jemarinya jatuh satu
demi satu, setiap kali jemarinya jatuh selalu dibarengi dengan keluarnya nanah
bercampur darah. Sampai mereka tiba di Shan’a sedangkan dia sudah menjadi
laksana anak burung yang tidak bisa apa apa, saat dia meninggal badan dan hatinya terpisah.
Demikianlah
kisah pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, mereka menemui ajalnya setelah
dibalas oleh Allah SWT atas kecongkakanya dan kesombongannya ingin menghancurkan Ka'bah yang memang dijaga langsung oleh Allah SWT. Wallahu A'lam
Allah SWT berfirman dalam surah Al
Fiil
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana
Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Syukran
ReplyDeleteIzin copas n share
ReplyDelete